Tinggalkan Kebiasaan 'Gemar' Berutang, Pemerintah Bisa Tiru Anak Kos




Kebiasaan pemerintah yang 'gemar' berutang sudah seharusnya ditinggalkan. Cara berutang pemerintah dimana saat ini gencar menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) sebenarnya bisa dikurangi signifikan jika jajaran Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bisa cerdas mengatur belanja negara.

Bayangkan saja, total utang pemerintah Indonesia pada Maret 2011 tercatat mencapai Rp 1.694,63 triliun. Angka itu bertambah Rp 2,46 triliun dibanding Februari 2011 yang jumlahnya Rp 1.692,17 triliun.

Ekonom Drajad Wibowo mengatakan Kemenkeu sebenarnya sangat bisa membatasi kebutuhan penerbitan surat utang.

"Jajaran Kemenkeu bisa meniru anak kos atau rumah tangga muda yang harus ketat mengatur anggarannya. Anak kos kalau tidak bisa mengontrol belanja, ya akhirnya terlilit utang. Kalau mau tidak terlilit utang, dia hrs cerdas mengatur belanja," ungkapnya ketika berbincang dengan detikFinance di Jakarta, Minggu (29/5/2011).

Menurut Drajad, penerbitan SUN bisa dikurangi signifikan jika Kemenkeu cerdas mengatur belanja negara. Pos-pos Kementrian dan Lembaga, serta transfer daerah menurut Drajad itu banyak yang kemahalan.

"Bahasa gampangnya boros. Sebagai contoh, di Singapura dan Malaysia dengan jumlah uang yang sama mereka bisa membangun jalan yang luasnya setidaknya dua kali lebih besar dari di Indonesia. Ini dilihat dari panjang dan lebar jalan. Fisik jalannya pun jauh lebih tahan lama dari di Indonesia, Itu baru jalan lho," jelasnya.

Belum lagi, sambunng Drajad pemborosan di pengadaan-pengadaan pada instansi negara. Kalau belanja negara ini bisa dikontrol lebih baik, menurut Drajad pemerintah tidak perlu terlalu banyak terbitkan surat utang.

"Masak surat utang mahal-mahal seperti itu uangnya dihabiskan untuk jalan yang kualitasnya rendah, bangunan yang banyak mark up, pengadaan barang yang kemahalan dan sebagainya," kata Wakil Ketua Umum PAN ini.

"Jadi kuncinya adalah perketat disiplin anggaran. Masalah kita yang sebenarnya itu bukan tidak ada uang, tapi uang dihambur-hamburkan melalui belanja yang boros itu. Istilah ilmiahnya, kita perlu perombakan total belanja negara," imbuhnya.

Dan anehnya, Drajad mengatakan saat ini Kemenkeu lebih suka terbitkan SUN daripada merombak belanja. Jelas pemain pasar keuangan yang akhirnya kesenangan.

"Jadi belanjanya sudah boros, surat utangnya pun kemahalan," tukasnya.


http://www.detikfinance.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar