Nuklir merupakan suatu zat yang berasal dan dibuat dari bahan radioaktif. Nuklir bukan merupakan bahan jadi yang langsung berasal dari alam, melainkan suatu zat yang dapat dihasilkan dengan suatu proses. Contohnya, Uranium (pada tabel SPU biasanya unsur – unsur yang terletak pada periode ke 6 dan 7 – lah yang memiliki unsur radioaktif).
Nuklir merupakan suatu teknologi yang sudah dikembangkan di beberapa negara di dunia. Nuklir sangat berperan sebagai sumber energi alternatif (karena menghasilkan sinar gamma). Oleh karena itu, banyak negara di dunia menggunakan energi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik, menggantikan energi minyak bumi dan energi batubara yang jumlahnya terbatas. Namun dibalik manfaat nuklir yang sangat berguna bagi kelangsungan hidup manusia, ternyata nuklir memiliki banyak kelemahan. Limbah nuklir yang dibuang dapat mencemari lingkungan, energi nuklir menyebabkan panas bumi meningkat, selain itu kebocoran nuklir dapat menyebabkan seseorang terpapar oleh radiasi dan mengidap kanker atau penyakit tertentu lainnya (bila jumlah radioaktif yang memapar di tubuh kita melebihi ambang batas tertentu).
Proses pembuatan nuklir ada dua macam, yaitu reaksi fusi dan reaksi fisi. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tumbukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. Contoh reaksi fisi nuklir adalah ledakan senjata nuklir dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir adalah Plutonium-239 dan Uranium-235. Biasanya radioaktif yang sudah tidak digunakan lagi akan dibuang ke dasar laut dalam bentuk partikel kecil dan dibungkius oleh sebuah pembukus yang besar, guna mencegah pecahnya partikel tersebut sehingga tidak mencemari lingkungan. Kemudian partikel tersebut dan pembungkusnya ditanam di dasar laut atau di perut bumi.
Sedangkan reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fusi menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang sangat berbahaya bagi manusia. Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi pada bintang di alam semesta. Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fusi nuklir adalah Lithium-6, Hidrogen, Deuterium, dan Tritium.
Radiasi nuklir (radiasi radioaktif) dapat berbentuk radiasi partikel atau radiasi gelombang. Radiasi gelombang merupakan radiasi yang bersifat sementara. Biasanya berasal dari gelombang radio. Contoh radiasi gelombang, radiasi komputer, radiasi tv, radiasi handphone, dsb.
Radiasi partikel merupaka radiasi yang bersifat menetap atau seumur hidup, karena radiasi ini menyebabkan mutasi sel. Biasanya radiasi partikel bersifat turun – menurun. Dampak radiasi pada tubuh tergantung pada material radioaktif yang dilepaskan dan durasi paparan. Ciri – ciri seseorang yang terpapar atau teradiasi oleh partikel radioaktif pada level rendah pada awalnya memang tidak tampak. Kita merasa sehat dan prima seperti biasa. Namun dampak aslinya baru terlihat bila sudah 5-10 tahun mendatang, yaitu tubuh kita mengidap penyakit khusus, seperti penyakit kanker. Sedangkan level paparan yang tinggi dapat menyebabkan sindrom radiasi akut, bahkan kematian. Sindrom tersebut akan memunculkan gejala mual, muntah, kelelahan, rambut rontok, sampai diare. Bahkan pada level yang lebih tinggi, korban terpapar dapat meninggal dalam hitungan minggu, dikarenakan ususnya yang gosong.
Sampai sekarang belum ada obat yang dapat menghilangkan radiasi nuklir yang sudah terlanjur terpapar ditubuh seseorang. Namun ada beberapa obat yang dapat mengurangi laju pemaparan radiasi tersebut ke dalam tubuh dan mencegah tubuh kita dari terpaparnya radiasi tersebut, yaitu dengan meminum pil potasium.
Nuklir merupakan salah satu energi alternatif yang dapat membantu suplay listrik di berbagai daerah di Indonesia. Untuk memaksimalkan manfaat nuklir bagi kelangsungan hidup manusia, perlu dibuat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Namun ada pihak yang mendukung dan menolak argumen tersebut. Pihak yang menolak argumen tersebut dikarenakan, konsekuensi yang harus ditanggung apabila PLTN tersebut meledak adalah radiasi radioaktif yang sangat tingi. Apalagi, Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan gempa bumi dan tsunami. Sehingga muncul kekhawatiran akan kebocoran bila PLTN didirikan di Indonesia (seperti kasus Jepang).
0 comments:
Posting Komentar